MaestroKegagalan
Karena kegagalan adalah merupakan sukses yang tertunda, maka teruslah melakukan. Dan jangan pernah berhenti ketika merasa gagal. Karena kegagalan tidak indentik dengan kematian.
Ingin jadi networker sukses? Coba simak tulisan yang satu ini………..
Ternyata rumusannya sangat mudah, tidak nyelimet seperti dalam bayangan.Tak percaya? Dengar saja, anjuran networker terkaya di Tanah Air ini, Louis Tendean. ” Lakukan saja prosesnya terus menerus,” tandas Louis, yang dijuluki “si bocah ajaib” ini. Nah, bila dalam prosesnya itu menemui kegagalan, jangan pernah berhenti. Apalagi menjatuhkan “talak tiga”. Alasannya, seperti kata orang bijak, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Itu artinya, bila ingin sukses, sering‑seringlah mengalami kegagalan kalo nggak pernah gagal yang jangan pernah bilang sukses. Maka, penolakan, pelecehan, tidak usah dipikirkan. Telan bulat‑bulat. Cari prospek yang benar‑benar antusias.
“Kita boleh berhenti, kalau akhir dari kegagalan itu menyebabkan kematian. Tapi, kalau kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, kok bingung amat sih dengan kegagalan. Terus saja bertindak,” tuturnya, seraya mengingatkan tentang hukum rata‑rata. Artinya, semakin banyak melakukan, semakin besar kans yang diperoleh. “Lho, kalau kita diam saja, apa bisa jadi kaya? Apa bisa prospek bergabung,” tuturnya.
Sebuah contoh digulirkan. Suami dari Ferawaty Hartono ini menyebut Thomas Alva Edison yang tidak pernah berhenti mencoba menemukan lampu pijar. Dia mengalami kegagalan 9.999 kali. Makanya, ketika akan melakukan yang ke 10 ribu, seorang wartawan bertanya, “Apakah Tuan ingin gagal ke 10 ribu kalinya?”
Edison menjawab dengan percaya diri. “Saya belum pernah gagal dalam sesuatu hal. Cuma, saya belurn menemukan cara efektif yang bukan sekadar menemukan lampu pijar,” jelas Edison seraya menyebut orang gagal, lantaran tidak sadar betapa dekatnya mereka dengan sukses ketika mereka menyerah.
Petuah Louis itu, bukan sekadar teori. Apalagi isapan jempol belaka. Sebab, ayah dua anak ini, pernah terpuruk dalarn kehidupan, menyusul rumah keluarganya terbakar habis. Tak satupun harta yang dapat diamankan, kecuali pakaian yang melekat di badan. Sampai‑sampai, seperti penuturan istrinya, celana dalarn pun dipinjamkan tetangga.
Demi mengubah hidup, lelaki kelahiran 6 Oktober 1974 ini, melakoni usaha apa saja, termasuk berkubang di network marketing. Tercatat, selama periode 1993‑2000, namanya menjadi networker di beberapa perusahaan network marketing. Sayang, sernua kandas di tengah jalan. Ada yang bubar, pemiliknya meninggal dunia, bangkrut karena krisis moneter dan sebagainya. Walau sempat trauma, dianggap sebagai bagian dari masa lalu, tapi tidak membutakan hati dan matanya terhadap bisnis ini. Buktinya, meski sempat menolak beberapa kali, bungsu dari lima bersaudara ini mau diajak bergabung oleh Trisulo dengan nomer urut bukan orang pertama.
Bahkan, ketika memulai menjalankan Bisnis Network Marketing Tianshi, 2001 lalu, pelecehan dan penolakan pun datang bertubi‑tubi. Maklumlah, perusahaan asal Cina. itu. masih minim dengan kesaksian maupun mereka yang sukses. Brosurnya saja masih foto copi, menggunakan bahasa Cina. “Bayangkan, betapa beratnya medan kita saat mulai membangun bisnis ini,” ungkapnya mengenang.
Hasilnya, teman‑teman dekatnya selalu menolak. Bahkan, kerap kah mengejek. ” Bisnis apaan ini? Kok brosurnya foto copi,” tambahnya. Tak hanya itu. Pujiannya tentang Tianshi juga disambut “negatip’ oleh teman-temannya. Kata mereka, “Lho, yang dulu‑dulu juga bagus, luar biasa. Pokoknya, kita bisa sukses. Jadi, sama kan dengan yang ini. Apa bedanya ?” Menyerah? Justru Louis makin menggebu. Apalagi setelah ibu kosnya dapat merasakan khasiat dan manfaat produknya. Jadilah, kapan dan di mana pun, Louis bercerita soal Tianshi. Dari mulai produk, marketing plan sampai BMW gratis yang diberikan perusahaan. Belum lagi mengadakan pertemuan di hotel, menelepon prospek setiap hari. Itu pun hasilnya tidak siginifikan : yang diundang 10, yang datang hanya dua, lalu yang bergabung satu orang.
Toh itu semua, tidak menyurutkan langkahnya. Apalagi sampai menjatuhkan talak tiga pada Tianshi. Menjelang akhir 2001, peluangannya mulai memperlihatkan titik terang. la mendapat BMW, dilajutkan tahuntahumn berikutnya memperoleh kapal pesiar, pesawat terbang, hingga menggenapinya vila mewah. Majalah Warta Bisnis, edisi Oktober 2003 lalu menempatkannya sebagai networker terkaya di Tanah Air.
Julukan itu sebagai orang terkaya didunia Networker, sampai sekarang masih bertahan, mengingat pundi-pundi kekayaannya terus mengalir. Dan dengan dibantu mempercepat proses untuk sukses Support System Unicore dapat membuat Louis Tendean membangun DINASTI NETWORKER yang benar-benar hebat, besar, dan kuat. Kekayaannya berupa rumah sampai mobil mewah, seperti BMW seri 6 dan Mercedes Benz SILK 2000, berada di garasi rumahnya di kawasan Resort Dago, Bandung, Jawa Barat. Belum lagi haulnya membangun rumah impian senilai Rp. 20 miliar dan akhirnya meleset menjadi Rp.28 milyar lebih . la juga ingin secepatnya menjadi orang pertama Executive Director 2010 di jagad Tianshi Tanah Air dan Asia Pasific, yang saat ini peringkatnya adalah Director Tianshi Asia Pacific asal Indonesia. Walaupun saat ini sudah menduduki peringkat tertinggi untuk orang Indonesia atau mungkin juga wilayah Asia Pacific beliau adalah merupakan satu-satunya Networker terkaya untuk saat ini
Bagaimana dengan anda....???
Baca selengkapnya di
http://maspoedjo.com/2009/03/sukses-ala-louis-tendean-sang-jagoan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar