Ops....

Senin, 03 Desember 2012

Humor Politik

HUMOR POLITIK : 
Kisah Anggota DPR yang Lebih Hebat dari Nabi
Seorang bapak anggota DPR yang terkenal akan korupsinya, suatu hari berkunjung ke rumah seorang ustad yang sederhana. Beliau mulai bertanya kepada si ustad.
Bapak DPR: "Pagi Ustad. Saya ingin tahu pendapat Ustad. Menurut Ustad, saya sama Lurah hebat mana?"
Ustad: "Ya... hebat Bapak-lah, kan Lurah tidak berani perintah-perintah anggota DPR."
(Si bapak mulai nyengir-nyengir)
Bapak DPR : "kalo sama Camat, hebat mana?"
Ustad: "Masih hebat Bapak. Camat juga tidak berani perintah-perintah anggota DPR."
(Si bapak nyengirnya tambah lebar)
Bapak DPR: "Lha, kalo saya sama Bupati hebat mana?"
Ustad: "Tetep hebat Bapak DPR. Bupati juga gak berani sama bapak kok."
Bapak DPR: "Ini pertanyaan, jawab jujur ya Ustad. Kalo sama presiden?"
Ustad: "Masih hebatan bapak. Seseorang bisa jadi Presiden kan karena keputusan bapak-bapak DPR"
(Cengiran si bapak DPR sudah jadi seringai puas.)
Bapak DPR : "Ini pertanyaan terakhir. Kalau saya sama Nabi hebat mana?"
(Si ustad agak lama mikirnya. Lalu ia menjawab.)
Ustad: "Ehm, hebatan Bapak DPR. Kalau Nabi masih takut Tuhan, kalo Bapak kan udah tidak takut sama Tuhan." [***]

7 Kebiasaan sukses dalam usaha

Perkenalkan sebelumnya, nama saya"Pudjo Suprapto"
Dan lebih dikenal dengan panggilan akrabnya "maspoedjo"
Ingin membagikan pengalaman dan bagian dari forum sharing saya kepada teman-teman.

Kunci sukses seseorang harus dimu;ai dari sendiri, yaitu :
  1. Jujur
  2. Tulus dan ikhlas
  3. Terbuka 
  4. Membantu sesamanya
  5. Menghargai orang lain
  6. Tidak pernah merasa bangga
  7. Kepanjangan tanganNya
Kesatu : Jujur
Jujur atau kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana, bagaimana kita mau berusaha dengan benar kalau tidak diawali dengan cara-cara yang benar. Seringkali kita bicara "trust" atau percaya dan bagaimana kita dapat dipercaya sedangkan kita masih melakukan kebohongan, dan yang namanya "trusty" atau "dipercaya" itu harus dilakukan dan dimulai dari sendiri jadi pendeknya "katakan apa yang anda lakukan dan lakukan apa yang anda katakan", karena bila dalam berusaha itu ada yang namanya "kemunafikan" tinggal tunggu waktu untuk mendapatkan apa yang itu namanya "pelecehan, hinaan, cercaan, atau sederhananya "gunjingan" karena yang namanya "gunjingan" itu tidak mungkin tidak terjadi bila tidak ada asap mana mungkin kalau tidak ada api.
Jadi jangan pernah menganggap dengan kebohongan tidak akan menimbulkan kebohongan berikutnya, seolah-olah disekeliling kita tidak tahu apa-apa apalagi tahu semuanya, karena Tuhan tidak pernah tidur untuk melihat gerak-gerik umatnya.  Kebohongan identik dengan "munafik dan kemunafikan" jadi jangan pernah menganggap sekeliling kita orang-orang bodoh dan dapat dibodohi apalagi manusia-manusia yang dekat dengan Tuhannya tidak akan pernah dapat dibohongi walaupun dia seolah-olah percaya dan mengerti padahal dia tahu apa yang dikatannya hanya merupakan bualan semata.

Kedua : Tulus dan Ikhlas
Melakukan setiap kegiatan termasuk bekerja dan pekerjaan lakukan dengan "tulus dan ikhlas" karena dengan melakukannya maka akan menimbulkan "kesenangan" atau passion dalam bekerja karena bila tidak passion maka akan tinggal menunggu waktu saja untuk mengalami kemunduran bahkan yang lebih fatal lagi kehancuran. Sebab bila setiap kegiatan yang dilakukan karena "sesuatu" yang pamrih maka kita bisa melihat hasilnya seperti apa, misal "tidak" terbentuknya TEAM apalagi menjadi "good team player" ini bukan hanya dalam dunia usaha didunia kerjapun pasti hampir sama bahkan tidak mustahil sama. Lihat beberapa "tokoh" yang berhasil dalam membangun "semangat" kerja anak buahnya atau perusahaan yang sukses membangun rasa "engaged" antara bawahan dan atasannya, karena mereka bekerja bukan karena pimpinan tapi siapa pemimpinnya. Anda bisa melihat berapa banyak pekerja yang keluar masuk perusahaan pergi dengan berbagai macam alasan tanpa rasa keberatan seperti tidak punya beban. President pertama kita "Soekarno" adalah salah satu pemimpin yang diikuti atau Jenderal Soedirman yang penyakitan tapi tidak ditinggalkan oleh pasukan maupun anak buahnya. Mungkin anda pernah mendengar istilah "pejah gesang nderek Soekarno" itulah yang ditanamkan dalam setiap hati rakyatnya, karena membela kepentingannya.

Kelima : Menghargai orang lain
Banyak orang terkadang tidak lagi memakai aturan bahkan cenderung mengecilkan bahkan meremehkan bahkan tidak menghargai orang lain seperti layaknya sampah apalagi bila sedang marah, dan ini dapat kita lihat sekeliling kita bahkan orang dekat sekalipun. Inilah contoh manusia yang dangkal dan tidak memiliki SQ yang mumpuni apalagi bisa mengendalikan diri.